Tata rias (make up) ialah
yang biasa digunakan untuk kelengkapan panggung juga film dan televisi. Berawal
dari sebuah pemujaan kepada dewa-dewa pada zaman Yunani yang diungkapkan dengan
menggunakan topeng-topeng untuk mencapai karakter yang diinginkan. Pada zaman
itu penerangan masih menggunakan api dan obor, karena listrik belum ada. Namun
putra-putri raja saat itu sudah mengenal tata rias. Sangat dirahasiakan
keberadaan dan kegunaannya, sekalipun masih dengan tekhnik primitif dan
tradisional. Contohnya pada zaman Mesir kuno Ratu Cleopatra Nevertiti sudah
mencoba menggunakan garis-garis warna pada mata untuk mempercantik diri.
Mengapa dirahasiakan? Karena mereka ingin selalu dianggap lain dari manusia
biasa, seolah-olah mereka adalah golongan Tuhan atau dewa-dewi. Perkembangan
tata rias selanjutnya dalam penggunaannya lebih sederhana tapi masih datar,
dengan cara memakai garis tunggal untuk menjelaskan (menonjolkan)
bentuk-bentuknya, terutama pada bagian mata. Setelah adanya listrik yang
ditemukan oleh Thomas Alva Edison, tata rias berkembang pesat. Dipelajari
adanya cahaya dan juga bayangan yang terefleksi pada benda-benda. Cahaya dan
bayangan sangat penting dalam mempelajari ilmu tat arias wajah. Perias wajah
harus mampu menciptakan bentuk dengan bantuan cahaya serta bayangan (sadowa).
Dan terang baying digunakan untuk mengelabui pandangan mata. Terang baying
dapat dimainkan dengan sesuka hati, namun harus tetap mengikuti atau mengenal
anatomi tengkorak wajah. Ini diperlukan agar proporsi garis tulang wajah
terlihat proporsiaonal. Untuk membuat (memberikan) warna terang pada tat arias
wajah, itu diperlukan untuk menghasilkan tonjolan (tampak kedepan). Sebaliknya,
untuk membuat kesan kedalam (cekung) dipergunakan warn arias wajah yang gelap
(bayangan). Penggunaan terang bayang yang baik atau harmonis akan mendapatkan
dimensi yang ritmis. Harus sering dilatih mengamati cahaya dan bayangan pada
benda-benda yang tersinari cahaya matahari atau lampu untuk memudahkan dalam
membuat tat arias yang baik sesuai keinginan. Dengan media pensil B pada
kertas, diutamakan membuat garis-garis serta arsir secara gradasi. Ini akan
mempermudah membuat nuansa dalam menciptakan cahaya dan bayangan pada wajah
(model). Warna hitam atau gelap digunakan untuk bayangan (shadow) dan warna
putih atau terang untuk cahayanya. Tata rias sangat berkaitan atau berhubungan
dengan tata panggung, baik itu dalam hal keserasian warna dan bentuk kostum,
artistic, cahaya warna lampu dan kebutuhan peran (karaktera) yang diperankan.
Tafsir cerita adalah untuk memudahkan menentukan karakter wajah seorang tokoh
cerita. Siapa, kapan, dimana? Tata rias dibagi tiga bagian, yakni 1. Korektif
make up, 2. Fantasi make up, 3. Karakter make up. Dasar-dasar pokok tat arias
panggung adalah 1. Harus dikenal anatomi wajah (tengkorak kepala), 2. Harus
dikenal bagaimana menggunakan cahaya dan bayangan, 3. Harus diketahui
penggunaan warna yang tepat, 4. Dapat membuat garis-garis penegasan (aksentuasi)
pada wajah. Dengan penguasaan dasar-dasar tersebut akan memudahkan dalam menata
rias secara benar dan baik. Sebagai patokan atau acuan penggunaan terang baying
sangat penting membuat suatu karakter tokoh dan dengan mengenal anatomi wajah
akan mudah memoles terang baying secara pasti. Karena setiap manusia mempunyai
anatomi yang berbeda. Alat-alat tat arias untuk karakter diantaranya, noes
putty, latex liquid, hair white, adhesive, spirit gum, crepe hair, blood, tooth
enamel, bald cup, wig. (as/blk/js/ziz)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar