Dalam seni pertunjukan
rakyat topeng atau kedok adalah alat penutup seluruh atau sebagian muka untuk
merubah penampilan pelaku, agar dapat dianggap sesuai dengan yang diperankan.
Alat perubah penampilan yang menutup sebagian atau seluruh tubuh biasa disebut
barong atau barongan, seperti ondel-ondel diwilayah budaya Betawi, badawang di
Priangan, barongan buncis di Jawa Tengah dan barong landing di Bali. Rupanya
pertunjukan topeng di wilayah budaya Betawi sudah biasa diselenggarakan pada
masa sebelum Agama Islam tersebar. Hal itu terbukti dari informasi yang
terdapat dalam naskah Sanghiyang Kanda(ng) Karesian bertitimangsa 1440 Saka
atau 1518 Masehi. Naskah tersebut ditemukan di Kebantenan, sekarang termasuk
Kelurahan Jatiasih, Bekasi. Data tertulis kemudian tentang keberadaan
pertunjukan topeng di wilayah budaya Betawi adalah karya Hardouin dan Ritter
yang terbit pada 1854 di Leiden, Negeri Belanda. Deskripsi tentang pertunjukan
topeng pada awal abad 19, jadi kurang lebih 2 abad yang lalu, sebagaimana
dikemukakan dalam buku tersebut, tidak jauh berbeda dengan yang biasa kita
lihat dewasa ini. Pada babak lipet gandes, contohnya, baik busana maupun
konvensi penampilannya tampak sama, kecuali tutup kepala ronggengnya berbentuk
tekes seperti topeng Cirebon, serta bodornya mengenakan kedok Pentul. Perbedaan
lainnya adalah dalam membawakan cerita atau lakon, para pelakunya juga
mengenakan topeng, sesuai dengan tokoh yang diperankan. Contohnya, untuk
memerankan seorang Belanda, pelakunya mengenakan topeng bapang berhidung
panjang. Mungkin karena para pelakunya mengenakan topeng itulah, maka teater
jenis ini dahulu disebut pertunjukan topeng, yang berlanjut sampai dewasa ini,
walaupun sekarang dalam perkembangannya tidak lagi seperti masa-masa lalu.
Sebagaimana kita ketahui pada masa kini hanya pemeran Bapak Jantuk dan penari
yang menarikan tari topeng tiga yang tampil bertopeng. Tari topeng tiga, juga
biasa disebut tari kedok tiga atau disingkat menjadi tari topeng tunggal.
Penarinya tampil dengan berturut-turut mengenakan kedok Panji, Samba dan Kelana
atau Jingga. Kedok Panji berwarna putih, bentuk matanya liyepan, setengah
tertutup. Samba berwarna kemerah-merahan dengan bentuk mata lanyapan, lebih
terbuka disbanding liyepan. Kelana atau Jingga berwarna merah tua, bentuk
matanya delengan, melotot. (rr/blk/js/ziz)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar