Selasa, 15 Oktober 2013

Film Sebagai Sebuah Alat Apresiasi Medium Kreatif


Ada 60 peserta yang baru bisa ikut pada Festival Film Pendek ( FFP Jabodetabeka ) Tahun 2013, artinya dalam waktu setahun ini ada 60 film baru yang dianggap layak ikut dalam festival. Ini adalah potensi yang sangat luar biasa sebetulnya dan persoalannya sekarang adalah meningkatkan manfaatnya dari festival tahun lalu dan sekarang apa bedanya, bahkan nanti ada workshop dan pelatihannya. Ini sangatlah penting. Demikian pernyataan Bang Haji Dedi Mizwar Aktor Gaek Indonesia dalam Pembukaan Festival Film Pendek Jabodetabeka belum lama ini di Auditorium Gelanggang Remaja Bulungan Jakarta Selatan. Turut hadir dalam kegiatan tersebut, antara lain Bapak Sulistyo, Kemendikbud RI, Kepala GRJS, Teguh Esha, Seniman dan Budayawan, serta para peserta Festival Film Pendek Jabodetabeka Tahun 2013 ini. Lebih lanjut dia mengatakan bahwa untuk tahun depan barangkali, pesertanya orangnya itu, tapi sudah dengan kreasi atau kreatifitas yang beda. Dengan demikian setiap tahun sudah dapat dilihat peningkatan kreatifitasnya, syukur-syukur ada komunitas baru. “Dimana pengelola FFP Jabodetabeka ini, selain untuk memberikan penghargaan sebagai bentuk apresiasi pada komunitas tadi dengan karya-karya puncaknya. Kalau bisa FFP ini dapat menumbuhkan komunitas baru yang lain,” jelasnya. Ditambahkannya bahwa dengan FFP Jabodetabeka ini, mereka bisa melihat film sebagai sebuah alat apresiasi atau medium kreatif dan bisa menyampaikan pikiran-pikiran kebawah yang merupakan refleksi dari sebuah realitas sosial yang ada di masyarakat. Diharapkan nanti FFP Jabodetabeka ( Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Karawang ) bisa lebih luas lagi sampai ke Serang, Banten, Bandung, dan kota lainnya. “FFP ini walaupun dimulai dari  ruang lingkup yang sangat terbatas, dan bukan mustahil dapat menjadi event Nasional di tahun mendatang,” imbuhnya. (ziz)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar