Pada setiap pagelaran seni ,
pementasan teater, film dan sebagainya kata penata busana sering terdengar.
Namun kadang sering tak terpedulikan akan pentingnya penata busana dalam
mendukung sebuah pertunjukan agar terlihat sempurna. Hal ini dikarenakan
kurangnya pengetahuan atau sosialisasi bahwa apresiasi seni meliputi banyak
ragam dan aspeknya. Umumnya hanya diperkenalkan kesenian yang diantaranya seni
tari, music dan menggambar. Tentunya ini menjadi tanggung jawab bersama untuk
memperkenalkan kepada generasi muda tentang banyak hal yang diketahui dan
dipelajari dalam berkesenian, khususnya dalam hal ilmu menata busana
panggung/teater. Tata busana adalah hasil sebuah kreasi seorang perancang dalam
menata busana yang diinginkan si pemakainya. Baik untuk diri sendiri ataupun
untuk orang lain sesuai kebutuhan. Desain tata busana dibuat untuk keperluan,
a. peragaan busana/fashion, b. panggung, c. televisi, d. film. Dan tentang tata
busana untuk teater yang harus dipersiapkan adalah pertama-tama tentu harus
bertemu dengan banyak pihak yang akan terlibat dalam rencana pertunjukan teater
tersebut. Dari pertemuan tersebut, tentunya ada banyak hal atau rencana yang
harus disepakati bersama dengan berbagai pihak seperti, produser, penulis
naskah, sutradara, piñata artistik (perias wajah, piñata busana, koreografer,
set dekor, set lampu) untuk menyatukan konsep sebuah pertunjukan teater
tersebut. Hal ini sangat diperlukan karena menyamakan visi dalam kerja kolektif
harus saling mendukung didalamnya. Tanpa itu, maka tidak akan tercipta sebuah
karya yang harmoni dan bisa dinikmati penonton. Penata busana “wajib” bisa
memaknai cerita (karakter tokoh, sejarah asal muasal, hubungan social dan
phisikologinya). Hal ini tentu akan sangat membantu dalam menentukan sebuah
konsep gambar. Dari konsep tersebut, maka akan mudah mendapatkan inspirasi
sebuah desain gambar yang akan diajukan kepada sang sutradara. Penata busana harus
memperhatikan, a. orientasi cerita dalam naskah, b. komposisi warna, c. pilihan
bentuk. Dalam tata busana dikenal, tata busana korektif, tata busana karakter
dan tata busana fantasi. Asal muasal tata busana tidak terlepas dari tiga aspek
yaitu, antropologi, sosiologi dan phisikologi. Hasil akhir sangatlah penting,
tapi jauh lebih penting proses sejak perencanaan. Penata busana panggung
hendaknya segala sesuatu yang akan dikerjakan perlu persiapan dari diskusi
dengan semua yang akan terlibat, terutama kepada : sutradara, piñata artistic,
perias wajah dan koreografer. Hal ini akan memudahkan didalam mencipta sebuah
karya yang baik. (rao/blk/js/ziz)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar